Kamis, 05 Januari 2012

Breastfeeding Father

Ini adalah sepenggal kisah yang akan selalu mengingatkanku, bahwa aku harus selalu bersyukur mendapatkan suami yang  baik dan selalu mendukungku. seorang suami dan ayah yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarganya ..

Rumah kontrakan kami baru bisa ditempati tanggal 14 Juli. Padahal tanggal 1 Juli aku sudah harus masuk kerja. Setelah perdebatan panjang, akhirnya kami memutuskan, dengan segala cara kami harus tetap memberikan ASI untuk Fifi. Aku akan pulang dua hari sekali dengan membawa ASIP untuk Fifi. Sebenarnya aku sedikit panik, karena teknik memerahku belum canggih-canggih amat. Sekali perah aku hanya dapat maksimal 60 cc. Fifi minum tiap 2 jam sekali. Berarti paling tidak aku harus mengumpulkan sekitar 12 botol sehari. Membayangkan saja aku sudah panik. Sisa waktu cutiku harus kuisi dengan kegiatan memerah ASI. Padahal aku hanya bisa memerah ASI waktu malam hari waktu Fifi sudah tidur.

Akhirnya hari itu datang juga. Aku berangkat pagi-pagi ke Gresik dengan langkah yang berat. Di bis, aku tidak bisa memejamkan mata sedikitpun. Aku teringat Fifi. Aku tau, aku tidak boleh stres, karena stres dapat mempengaruhi produksi ASIku

Karena di koskosan tidak ada kulkas, aku harus menginap di rumah saudara. Ini supaya di malam hari, aku bisa memerah ASI sebanyak-banyaknya. Dua hari di Gresik, dan sekarang hari Rabu, ini saatnya aku pulang ke Malang dengan membawa oleh-oleh ASIP untuk Fifi. Aku pulang kerja jam 16.00, dan harus menempuh perjalanan pulang selama 4 jam (kalau tidak macet). Sampai rumah, Fifi sudah tidur. Esoknya jam 03.00 aku sudah harus bangun dan bersiap-siap berangkat lagi ke kantor di Gresik. Hari Kamis pagi aku nyampe Gresik dan hari Jumatnya aku pulang lagi ke Malang. Baru dua kali perjalanan, aku sudah ambruk. Badanku sakit. Aku tau fisikku tidak kuat untuk perjalanan sesering itu. Dua hari libur, aku punya waktu untuk istirahat dan memulihkan tenaga. Tapi aku tidak yakin kalau minggu depan aku sanggup menjalani yang seperti ini lagi. Ditambah lagi, ada telpon dari yang punya rumah kontrakan, kalau dia meminta tambahan waktu lagi untuk memperbaiki rumahnya. Akhirnya aku bilang ke Mas Rosyid, kalau aku sudah tidak sanggup.
Tapi ternyata Mas Rosyid belum menyerah. "Kalau kamu tidak bisa pulang, aku yang akan ke sana ngambil ASI untuk Fifi"  begitu katanya.



Perjuangan kamipun berlanjut. Hari Senin pagi, aku kembali ke Gresik. Hari Selasa pagi, mas Rosyid datang mengambil ASI dan langsung pulang naik bis ke Malang. Hari Kamis juga begitu. Pagi-pagi dia datang , ngambil ASI dan langsung pulang. Dan itu berlangsung selama dua minggu. Aku tahu mas Rosyid sangat capek. Harus bolak balik Gresik-Malang. Ditambah lagi kerja sampe malam. Tapi dia tidak mengeluh sedikitpun.
Akhirnya... Tiba hari kami pindahan. Berakhir juga perjalanan PP Gresik-Malang. Tapi perjalanan kami untuk memberikan Fifi yang terbaik masih sangat panjang ..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar