Aku tahu kalau aku hamil anak kedua ketika anakku yang pertama, Fifi berumur
2,5 tahun. Rasa gembira bercampur
khawatir menyelimuti hatiku waktu itu. Aku takut belum bisa membagi kasih
sayang dan perhatian untuk 2 anak sekaligus. Menurutku Fifi juga masih terlalu
kecil untuk punya adik. Tapi suamiku membesarkan hatiku. Ini adalah rejeki dan
anugrah dari Allah SWT. Dan aku pasti bisa menyayangi kedua anakku dengan adil
dan sebaik-baiknya.
Memasuki bulan kesembilan, aku sudah tak sabar
menanti kehadiran si jabang bayi. Aku sengaja tetap bekerja agar bisa mengambil
cuti di akhir. Perkiraan dokter HPLnya sekitar pertengahan Mei. Tapi sampai
akhir Mei, anakku belum lahir juga. Sampai akhirnya tanggal 31 Mei aku periksa
lagi ke dokter kandungan. Dokter memutuskan aku harus operasi caesar, karena air ketuban sudah
mulai sedikit. Dokter menyarankan hari itu juga aku harus operasi. Aku syok
waktu mendengar hal itu. Aku sudah PD bisa melahirkan normal. Aku bilang ke
suamiku kalau aku benar-benar tidak siap dioperasi. Akhirnya kami memutuskan
menunggu sampai esok hari dengan harapan malamya aku mengalami kontraksi.
Pagi
hari tanggal 1 Juni, aku berangkat ke rumah sakit. Aku sudah menyiapkan mental
untuk operasi. Ternyata ada tanda-tanda mau kontraksi. Dokter mau mengambil
resiko menunda operasi. Tapi kalau sampai sore tidak ada perkembangan, maka
hari Senin pagi aku harus segera dioperasi. Jam 3 sore aku kembali ke rumah
sakit. Ternyata tidak ada perkembangan. Dan aku disarankan operasi saat itu
juga.
Aku
masuk ruang operasi jam 4 sore. Waktu itu aku benar-benar takut. Waktu dibius,
badanku gemetar karena ketakutan. Sampai aku harus dibius 2 kali. Waktu
melahirkan Fifi dulu, aku bener-bener tidak sadar waktu dioperasi. Tapi yang
sekarang aku masih sadar. Itu menambah ketakutanku. Aku mendengar waktu suamiku
masuk untuk menemaniku. Walaupun dia ternyata hanya bertahan tidak lebih dari 5
menit. Dan ketika terdengan suara bayi, tidak tergambarkan bagaimana bahagia
dan leganya aku. Alhamdulillah, akhirnya aku berhasil melalui semua ini.
ELISKA KAMILA AZKADINA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar